Rabu, 13 Agustus 2008

[ARSIP] Pesona Bang Rhoma Sampai di Negri Seberang

Senin, 12 Mei 2008
Rhoma Irama Goyang KLCC, Luncurkan Album
Diundang Adik Raja Kedah


Jakarta,- RAJA dangdut Rhoma Irama menggoyang Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) untuk yang pertama kali dengan lagu-lagu dangdut, pada hari Jumat malam, dalam rangka peluncuran Album Cintaku Cintamu.

Rhoma Irama membawakan lagu Syahdu yang pernah hits pada awal tahun 1990-an dan lagu Jana-Jana, kemudian atas permintaan penonton, raja dangdut itu menambah satu lagu Boleh-Boleh Saja yang dinyanyikan duet dengan anaknya, Muhamad Ridho.

Rhoma Irama yang sering manggung di Malaysia tapi ini adalah yang pertama kali lagu dangdut menggetarkan KLCC, panggung tertutup yang paling bergengsi di kawasan menara kembar Petronas.

Konser Rhoma di KLCC dalam rangka peluncuran album Cintaku Cintamu.yang diprakarsai oleh Persatuan Bencana Alam Negeri Kedah (PBANK) dalam rangka pengumpulan dana sebesar 3 juta ringgit (Rp3 miliar).

Raja dangdut itu beberapa kali mendukung kegiatan PBANK karena Tengku Badlishah, adik raja Kedah, dan istrinya, Toh Puan Noor, menyenangi lagu-lagu dangdut. Tapi sudah dua tahun belakangan ini, konser Rhoma dan dangdutnya hanya dilakukan di Putra World Trade Center (PWTC). Baru kali ini dilakukan di KLCC.

"Saya pikir ini untuk pertama kali dangdut tampil di KLCC," kata Toh Puan Noor, panitia sekaligus kerabat raja Kedah.

"Suatu prestasi juga bagi musik dangdut bisa tampil di KLCC, suatu panggung yang mahal, mewah dan bergengsi di Malaysia ini," kata Machrodji Magfhur, ketua paguyuban solidaritas masyarakat Jawa (Pasomaja) yang hadir dan mengerahkan anggotanya untuk menonton Rhoma Irama.

Selain Rhoma Irama, tampil pula beberapa artis Indonesia, di antaranya Dewi Yull dan Rani Rusdi, penyanyi 'Kondang In'. (*/kpl)

< RAJA dangdut Rhoma Irama menggoyang Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) untuk yang pertama kali dengan lagu-lagu dangdut, pada hari Jumat malam, dalam rangka peluncuran Album Cintaku Cintamu.

Rhoma Irama membawakan lagu Syahdu yang pernah hits pada awal tahun 1990-an dan lagu Jana-Jana, kemudian atas permintaan penonton, raja dangdut itu menambah satu lagu Boleh-Boleh Saja yang dinyanyikan duet dengan anaknya, Muhamad Ridho.

Rhoma Irama yang sering manggung di Malaysia tapi ini adalah yang pertama kali lagu dangdut menggetarkan KLCC, panggung tertutup yang paling bergengsi di kawasan menara kembar Petronas.

Konser Rhoma di KLCC dalam rangka peluncuran album Cintaku Cintamu.yang diprakarsai oleh Persatuan Bencana Alam Negeri Kedah (PBANK) dalam rangka pengumpulan dana sebesar 3 juta ringgit (Rp3 miliar).

Raja dangdut itu beberapa kali mendukung kegiatan PBANK karena Tengku Badlishah, adik raja Kedah, dan istrinya, Toh Puan Noor, menyenangi lagu-lagu dangdut. Tapi sudah dua tahun belakangan ini, konser Rhoma dan dangdutnya hanya dilakukan di Putra World Trade Center (PWTC). Baru kali ini dilakukan di KLCC.

"Saya pikir ini untuk pertama kali dangdut tampil di KLCC," kata Toh Puan Noor, panitia sekaligus kerabat raja Kedah.

"Suatu prestasi juga bagi musik dangdut bisa tampil di KLCC, suatu panggung yang mahal, mewah dan bergengsi di Malaysia ini," kata Machrodji Magfhur, ketua paguyuban solidaritas masyarakat Jawa (Pasomaja) yang hadir dan mengerahkan anggotanya untuk menonton Rhoma Irama.

Selain Rhoma Irama, tampil pula beberapa artis Indonesia, di antaranya Dewi Yull dan Rani Rusdi, penyanyi 'Kondang In'. (*/kpl)

Caleg PPP Pangkep Periksa Kesehatan di Maros

Kamis, 14-08-2008
Caleg PPP Pangkep Periksa Kesehatan di Maros

Makassar, Tribun - Meski sudah ada imbauan Bupati Pangkep, Syafrudin Nur, agar semua calon anggota (caleg) di daerah itu memeriksakan kesehatan di puskesmas, 40 orang lebih calon legislatif (caleg) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pangkep memilih memeriksakan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salewangang, Kabupaten Maros.

Alasannya, biaya pemeriksaan kesehatan di Maros lebih murah. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP Pangkep, Asran Idrus, mengemukakan hal itu, Rabu (13/8).
"Kami sudah mengecek, biaya pemeriksaan kesehatan di rumah sakit di Pangkep mencapai Rp 650 ribu. Sementara di Maros hanya Rp 300 hingga Rp 400 ribu," kata Asran.
Menurutnya, rata-rata caleg PPP sudah memeriksakan kesehatan di rumah sakit Maros.

Jelang Pemilu, PPP Makin Solid

Sunday, 10 August 2008
Sintang, BERKAT. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) partai besar yang bernafaskan Islam menjelang pemilu 2009, mulai melakukan berbagai aktifitas politik, khususnya terkait dengan konsolidasi partai dalam rangka memenangkan ataupun mencapai target perolehan suara. “Upaya yang sudah dilakukan saudara Iswandi Ketua DPC PPP sudah memasuki tingkat maksimal, lazimnya dilakukan oleh partai-partai politik menjelang pemilu. Salah satu persiapan partai dengan nomor urut 24 menjelang pemilu 2009, strategi dengan transparasi dalam proses perekrutan bakal calon legislatif (Caleg),” ungkap Aryandi Kory simpatisan partai berlambang Ka’bah ini. Ia berharap PPP akan menghadirkan Caleg yang memiliki integritas politik dan moral. . Selain memberi sanjungan pada kepemimpinan Ketua DPC PPP Sintang, ia juga berharap Caleg untuk periode 2009-2014 harus berasal dari penjaringan kader dan simpatisan terbaik PPP Sintang. ”Kita ingin PPP Sintang lebih terbuka dalam proses pendaftaran bakal caleg dan persyaratan bagi bakal caleg PPP mendatang terbuka bagi profesional, pengusaha, akademisi tokoh-tokoh muda yang agamais,” harapnya.(jul)

PPP Kab. Sanggau Segera Usulkan Caleg Ke Kpud

PPP Kab. Sanggau Segera Usulkan Caleg Ke Kpu
Monday, 11 August 2008
Sanggau, BERKAT. Sejak dibukanya pencalonan anggota legislative oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten sanggau, antusiasme dari kader internal partai cenderung meningkat, indikatornya dapat dilihat dari banyaknya kader partai yang potensial sudah menyatakan siap ikut serta memperebutkan kursi DPRD, baik itu untuk Tingkat Kabupaten maupun Tingkat Provinsi. Hal ini diungkapkan Edy Sofyan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Sanggau yang juga merangkap sebagai Wakil Ketua DPC PPP Kabupaten Sanggau. Dikatakan Edy para caleg yang sudah menyatakan siap dan terdaftar tersebut akan segera diusulkan ke KPU untuk diverifikasi, tentunya setelah melalui proses seleksi LP2L yang mengacu pada aturan yang telah ditetapkan oleh KPU. Dalam pemilihan calon tersebut, dijelaskannya, PPP lebih memprioritaskan kader partai karena loyalitasnya tidak diragukan lagi.dengan tidak mengenyampingkan kreteria lain yang pantas menjadi acuan, yaitu komitmen dan nilai jual serta domisili dari caleg itu sendiri di dapilnya masing-masing. Sedangkan untuk caleg tingkat propinsi PPP akan memprioritaskankan kader – kader terbaik yang berdomisili di Sanggau, dikarenakan kader yang ada tersebut dipercaya lebih mampu berbuat dan kredibel dalam mengemban amanah tersebut. “Terus terang kami sudah truma dengan kader yang bukan berasal dari domisili daerah tinggalnya menjadi wakil kami di provinsi yang hanya numpang dan memanfaatkan daerah / wilayah untuk sekedar duduk menjadi anggota DPRD tingkat Provinsi, karena selain tidak dikenal dan mengenal masyarakatnya dan yang jelas nilai jualnya tidak ada sama sekali, sehingga apa yang bisa diharapkan dari caleg seperti itu,” paparnya. Lebih lanjut dikatakan Edy, PPP Kabupaten Sanggau tidak menghendaki kerja keras selama ini menjadi sia – sia sedangkan yang menikmatinya justru orang diluar kader PPP Kabupaten Sanggau. “Di PPP sendiri sudah banyak contoh kader dari daerah mampu berkiprah menjadi figure yang mampu dibanggakan untuk daerahnya dengan menjadi pemimpin ditingkat propinsi, seperti Bapak Achmadi Usman, S.Ag, kader PPP yang berasal dari Kabupaten Pontianak tampil sebagai ketua DPW PPP Provinsi Kalimantan Barat, dari sayap Partai Bapak Rakhmad Khan, ST, kader Partai yang berasal dari Sanggau menjadi Ketua Angkatan Muda Ka’bah ( AMK ) Propinsi Kalimantan Barat, dan Bapak Andi Darsudin, SE Ketua DPC PPP Kabupaten Sanggau, juga merupakan kader terbaik yang kami anggap pantas dan mampu untuk berkiprah serta mengemban amanah partai kejenjang yang lebih tinggi,” ungkapnya. Fakta ini tentunya menunjukkan bahwa figure kader Partai dari daerah mampu menunjukkan kwalitasnya sebagai pemimpin. “Untuk itu kami mengharapkan kepada seluruh caleg yang berasal dari PPP kabupaten Sanggau agar mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik- baiknya, apakah itu yang berhubungan dengan persyaratan terhadap pencalonan caleg, maupun strategi didalam memperoleh target suara PPP 15 % secara maksimal,” jelasnya. Lebih lanjut dijelaskan Edy, untuk mencapai target tersebut PPP sudah melakukan sosialisasi kesemua PAC Kecamatan dan ranting, bahkan KPP ( Kader Penggerak Partai ) akan direkrut dalam waktu dekat, mengingat tugas yang sangat berat ini harus kita pikul bersama – sama, agar tekad kita

Bangkitanya Kakbah Kami

Bangkitnya Ka’bah kami
Djony Edward
12-Ags-2008 08:33:05
Ada beberapa penjelasan yang bisa disampaikan terkait merosotnya pamor PPP. Pertama, partai ini terbilang zumud karena diisi oleh tokoh-tokoh politik tua yang tidak up date atas perkembangan keadaan. Karena itu saat Suryadharma Ali naik sebagai Ketua Umum, semua kepengurusan dirombak total dan diisi anak-anak muda.
Kedua, perpecahan kalangan tua dan muda yang berbarengan pecahnya sejumlah tokoh Nahdhatul Ulama (NU) yang menjadi arus utama di PPP, sehingga bermunculanlah partai berbasis NU lainnya, seperti PKB, PBR, maupun PKNU. Untung saja suara PPP dalam pentas politik nasional masih terbilang solid.

Ketiga, ketiadaan profesional yang bertaraf nasional, apalagi internasional, menunjukkan bahwa partai ini gagal melakukan kaderisasi sehingga terperangkap pada kezumudan. Hal ini bisa terlihat dari pengurus dan anggota dewan PPP di DPR, kemampuannya rata-rata dan semua hanya menekuni bidang politik praktis semata. Tidak pernah ada kajian yang bermutu yang dipublikasikan dari internal PPP menunjukkan bahwa partai ini kurang dinamis.

Keempat, larinya sejumlah figur penting dimasa lalu membuat PPP seperti kotak kosong yang membutuhkan sentuhan figur baru atau figur lama dengan semangat baru.

Kelima, merosotnya dukungan massa PPP pada 2004 menjadi 8,15% dari tahun 1999 sebesar 10,72%, walaupun dalam jumlah kursi stagnasi di level 58 kursi, menunjukkan bahwa terjadi migrasi massa ke partai lain, terutama Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Migrasi dipicu oleh malasnya kader PPP menyambangi, apalagi membantu kesulitan, konstituennya.

Sadar diri

Untung saja Suryadharma Ali sebagai wakil kaum muda yang dipercaya memimpin partai berlambang Ka’bah ini menyadari semua itu. Karena itu ia melakukan pembenahan di sana-sini, melakukan lobi-lobi intensif, merekrut kembali tokoh-tokoh lama yang sempat hengkang membuat partai baru.

“Kami menargetkan pada Pemilu 2009 akan mampu meraih suara 15%,” demikian tegas Suryadharma dalam setiap orasinya di hadapan kader. Sebuah target yang sangat realistis walaupun masih di bawah target yang dipatok PKS sebesar 20%.

Ada beberapa potensi bagi PPP untuk mengumpulkan kembali dukungan suara yang berserakan dan bermigrasi ke partai lain. Belakangan ini ada empat tokoh lama PPP yang pulang kandang. Mereka adalah dai kondang sejuta umat KH Zaenuddin MZ, raja dangdung Rhoma Irama, pemimpin pondok pesantren ash-Shidiqiyah Noer Muhammad Iskandar SQ, dan Fadhil Hasan.

Keempat tokoh ini sedikit banyak pasti dapat mengatrol kembali suara PPP melalui berbagai aksi dan manuver politiknya. Apalagi keempatnya walaupun tanpa parpol, memiliki basis massa yang tidak sedikit.

Manuver pengurus PPP yang menghadap mantan Presiden Abdurrahman ‘Gus Dur’ Wahid, merupakan terobosan politik cerdas di tengah perpecahan internal PKB versi Muhaimin Iskandar dan Gus Dur. Bila proses ishlah di tubuh PKB gagal boleh jadi suara nahdiyin di bawah pengaruh Gus Dur akan dialihkan kembali ke PPP.

“Kami akan melakukan langkah-langkah besar,” begitu kata Gus Dur, yang kemudian ditafsirkan langkah besar itu adalah pengalihan suara nahdiyin kembali ke kandang lama, yakni PPP.

Walaupun sebelumnya Gus Dur juga sempat mengatakan akan mengambil opsi golput, tapi pernyataan itu lebih merupakan pernyataan emosional sesaat saja.

Belum lagi langkah Suryadharma yang juga Menteri Koperasi dan Menteri Sosial Bachtiar Chamsah yang rajin beranjang sana ke sejumlah daerah, baik dalam rangka pemberdayaan UMKM maupun mengentaskan para korban bencana, sedikit banyak akan mengundang simpati rakyat yang disantuni. Walaupun langkah itu dilakukan dalam kerangka kedinasan, tapi pengaruhnya tak bisa diabaikan.

Tak hanya sampai disitu, PPP pun merangkul belasan artis untuk duduk di DPR seperti Rike Dyah Pitaloka, Farhan dan caleg lainnya yang kini berjumlah 672 orang. Artis merupakan representasi massa, paling tidak massa penggemarnya, sehingga merangkul artis memberi harapan bagi bertambahnya suara.

Peruntungan politik

Jika melihat fenomena politik PPP di atas, tampaknya ada harapan cerah PPP bangkit dari kezumudannya. Tapi untuk kembali mendulang kejayaan, seperti kemenangan di DKI pada 1977 dan kadernya sempat menjadi Wapres yakni Hamzah Haz, tampaknya agak berat.

Persoalan terbesar PPP saat ini adalah masalah konsistensi dan ketegasan, tahun 1977 PPP berhasil mendulang dukungan terbesar di DKI lantaran kritis pada isu-isu syara’. Seperti PPP sangat kritis terhadap pemerintah ketika pengajuan RUU Perkawinan ke DPR, walk out-nya anggota MPR ketika sidang pengesahan P4 dan masuknya aliran kepercayaan dalam GBHN, UU Sistem Pendidikan Nasional, UU tentang Perfilman, UU tentang Pariwisata.

PPP didirikan pada 5 Januari 1973, bertepatan dengan 30 Dzulqaidah 1392 H, PPP dideklarasikan oleh para tokoh Islam yang terkenal di zamannya, yaitu HMS Mintareja, KH Idham Chalid, H Rusli Halil, H Anwar Tjokroaminoto, dan KH Masykur. Mereka mewakili empat partai Islam yang berfusi, yaitu Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Tabiyah Islam (Perti), dan Partai Syarikat Islam (SI).

Mengembalikan sisa-sisa kejayaan PPP melalui para tokoh dan hasil fusi partai-partai Islam merupakan keniscayaan yang sulit dijangkau. Itu sebabnya PPP harus melakukan aktualisasi diri dalam wajah kekiniannya.

Paling tidak isu semacam Al Amin Nur Nasution yang terlibat skandal suap di DPR, dan potensi Habil Marathi terlibat dalam skandal aliran dana BI ke DPR, harus disikapi tegas oleh partai. Kalau PPP tutup mata atas kasus-kasus di atas, maka mengembalikan kejayaan masa lalu hanyalah mimpi.

PPP harus bangkit kembali dengan tema pemberantasan korupsi dan itu bisa dimulai dari dalam, merekrut generasi muda Islam, mempersatukan tokoh-tokoh senior NU, dan mengemas kembali cirta PPP sebagai partai orang tua menjadi partainya anak muda.

Tak kalah pentingnya adalah keberanian PPP meng-hire sejumlah profesional untuk duduk dalam jajaran kepengurusan maupun utusan di dewan, kabinet dan yudikatif, akan mampu menghidupkan kembali dinamika internal partai.

Pertanyaannya, akankah kebangkitan partai Ka’bah terjadi? Semua jawabnya kita kembalikan kepada niat baik Ketua Umum dan jajarannya

Tgk H Zainal Abidin, Ketua Parmusi Aceh

14/08/2008 09:00 WIB


Tgk H Zainal Abidin, Ketua Parmusi Aceh

[ rubrik: Kutaraja | topik: Organisasi ]

BANDA ACEH - Mantan Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Aceh, Tgk H Zainal Abidin, secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Aceh, dalam Muswil Parmusi ke-2 Aceh, di Wisma Daka Banda Aceh, Rabu (13/8).

Dari 18 DPD Parmusi se-Aceh yang hadir, 17 daerah menyatakan dukungan secara terbuka kepada Wakil Ketua DPRA ketika menanggapi laporan lima tahunan kepengurusan Parmusi Aceh periode lalu. Lima DPD tidak hadir dan satu daerah lagi diserahkan kepada forum. “Pemilihan ketua kali ini sangat adem, tidak pakaitim sukses dan calon lain. Tapi, 17 DPD menyatakan secara terbuka mendukung Pak Zainal,” kata salah seorang peserta dari daerah.

Tgk H Zainal Abidin memimpin Parmusi Aceh lima tahun mendatang menggantikan posisi H Hasbullah Tjut Gam yang menolak untuk dicalonkan kembali. Sampai berita ini diturunkan sekitar pukul 21.15 WIB tadi malam, susunan kepengurusan lengkap Parmusi Aceh masih dibahas oleh tim perumus yang diketuai Tgk Zainal Abidin.

Suara terbanyak

Dalam sesi tanggapan terhadap laporan lima tahun pengurusan Parmusi Aceh periode lalu, perwakilan DPD Parmusi Gayo Lues sempat menawarkan agar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengikuti jejak Partai Golkar dan PAN agar memberikan kursi kepada caleg yang mengantongi suara terbanyak. “Saya menawarkan itu, agar adil dan semua caleg bisa bekerja maksimal untuk memperoleh kursi,” katanya.

Ketua DPP Parmusi, Bahtiar Chamsah ketika membuka Muswil Parmusi Aceh di Anjong Mon Mata Banda Aceh, Selasa (12/8) malam, mengharapkan Parmusi Aceh bisa berkiprah lebih baik di masa yang akan datang. “Saya berharap, Parmusi Aceh harus mampu mandiri dan membangun koperasi rakyat sehingga bermanfaat bagi orang banyak,” ungkap Menteri Sosial kelahiran Aceh itu penuh harap.

Selain itu, sesepuh PPP ini juga meminta muslimin Aceh terus bisa menjaga dan merawat perdamaian, sehingga kenyamanan yang dirasakan selama ini bisa bertahan untuk selama-lamanya. Karena perdamaian yang dicapai pascagempa dan tsunami sebuah merupakan anugerah yang maha tinggi diberikan oleh Allah SWT.(hel)

PPP Sumut Deklarasikan 5 Pasangan Cabup/Cawabup Bertarung di Pilkada 5 Kabupaten

Medan (SIB)
DPW PPP (Partai Persatuan Pembangunan) Sumut mendeklarasikan 5 pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati yang siap bertarung di Pilkada 5 kabupaten masing-masing Kabupaten Langkat, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Batubara, Kabupaten Paluta (Padang Lawas Utara) dan Kabupaten Palas (Padang Lawas)
Kelima pasangan calon Bupati/Wakil Bupati itu dideklrasikan Ketua DPW PPP Sumut H Fadly Nurzal SAg didampingi Sekretarisnya H Ali Jabbar Napitupulu dan Ketua DPP PPP Korda Sumut H Hasrul Azwar, Kamis (7/8) di Hotel Polonia Medan.
Disebutkan Fadly Nurzal, kelima pasangan cabup/cawabup untuk 5 kabupaten itu ditetapkan DPP setelah melalui proses yang panjang di daerah masing-masing. Untuk Pilkada di Langkat, pasangan Cabup/Cawabup Drs H Asrin Naim/Drs H Legimun MPd. Pasangan Cabup/Cawabup Deliserdang, Drs H Hasaiddin Daulay/Drs Putrama Alkhairi.
Untuk Pilkada di Batubara, PPP mengusung H Janmat Sembiring/HM Syahiri A Karim SAg sebagai cabup/cawabup, untuk pasangan cabup/cawabup Paluta, H Eddi Leman Siregar SE, MM/H AKBP H Sarbaini Harahap SH dan cabup/cawabup Padang lawas, pasangan Tongku Mahkota Hasibuan/H Abdul Fatah Lubis.
Dari kelima pasangan di Pilkada ini, lanjut Fadly Nurzal, PPP ingin membangun Pilkada yang damai, sehingga melahirkan pemimpin-pemimpin yang bersahaja sesuai konsep dasar PPP dalam mensukseskan Pilkada di Sumut.
Disebutkan, keputusan yang diambil PPP dalam mengusung 5 pasangan cabup/cawabup untuk 5 kabupaten tersebut, setelah mempelajari posisi politik PPP yang bermanfaat atas terjadinya proses kesejahteraan yang dinamis di kabupaten/kota di Sumut.
Karena, ujar Fadly yang juga anggota DPRD Sumut itu, setiap momentum politik harus disikapi secara jernih dan bijak juga demokrasi. “Untuk itulah, PPP tidak menghambat aspirasi politik masyarakat dalam memilih seorang calon pemimpin yang benar-benar mengerti dan menghargai rakyatnya,” ujar Fadly.
Calon-calon bupati dan wakil bupati yang diusung pada Pilkada masing-masing, tambah Fadly, PPP tidak berdiri sendiri, tapi tetap berkoalisi dengan partai lain, seperti pasangan cabup/cawabup untuk Pilkada Langkat, PPP berkoalisi 5 parpol lain di antaranya PBB dan PAN.
Untuk Pilkada Deliserdang, PPP berkoalisi dengan PAN dan partai-partai kecil, untuk Pilkada Paluta, PPP berkoalisi dengan PKS dan partai-partai kecil. Sedangkan untuk Pilkada di Batubara dan Padang Lawas, PPP mengusung calon tanpa berkoalisi.
Dalam kesempatan itu, Hasrul Azwar juga menyatakan, kelima pasangan Cabup/Cawabup yang diusung PPP diyakini menang dalam sekali putaran, tentunya dengan perjuangan dan kerja keras.
(M10/d)