Kamis, 01 Januari 2009

PPP Tuban Target 10 Kursi

TUBAN - Putusan Mahkamah Konstitusi tak hanya menyenangkan caleg-caleg yang sebelumnya menempati nomor urut sepatu. Namun, parpol-parpol juga 'diuntungkan' putusan tersebut.

Sejumlah pimpinan parpol menyampaikan optimismenya bisa mendulang suara maksimal dalam pemilu legislatif yang bakal digelar awal April mendatang. Wakil ketua DPC PPP Shahabudin menargetkan bisa meraih 10 kursi di DPRD Tuban. Jumlah tersebut naik seratus persen dibandingkan perolehan kursi hasil Pemilu 2004 lalu.

Saat itu, PPP yang total hanya meraup suara sekitar 45 ribu pemilih, mampu meraih lima kursi atau tiap dapil satu kursi. Nah, kini target dinaikkan menjadi 10 kursi atau setara 120 suara. Artinya, partai berlambang Ka'bah itu mengincar dua kursi dari masing-masing daerah pemilihan. ''Kami optimis target itu bisa direalisasikan,'' tegas ketua LP2L (Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif) DPC PPP Tuban itu.

Caretaker DPW PPP Jatim Siap Merangkul Ulama dan Tokoh Marjinal

KEPENGURUSAN DPW PPP Jawa Timur di bawah kendali Farid Al Fauzi menimbulkan luka bagi sejumlah ulama dan kader partai berlambang Kabah tersebut.

Tentu tak mudah bagi kepengurusan caretaker DPW PPP Jatim yang dipimpin Musyafak Noer untuk kembali menyatukan kekuatan internal partai. Apalagi sejumlah loyalis Farid Al Fauzi masih menduduki sejumlah posisi kunci di jajaran DPW dan DPC PPP Jawa Timur.

Bagaimana upaya kepengurusan caretaker DPW PPP Jatim. Mengingat waktu pelaksanaan pemilu legislatif sudah sangat dekat yakni sekitar tiga bulan lagi. Berikut wawancara SINDO dengan Musyafak Noer kemarin.

Apa yang akan dilakukan kepengurusan caretaker dalam waktu dekat ini?

Dalam waktu dekat ini kami akan segera melakukan konsolidasi di tingkat internal. Baik secarastrukturalmaupunnonstruktural. Secara struktural konso-lidasi akan dilakukan dengan para pengurus caretaker DPW PPP Jatimyangbarusajadibentuk.Setelah itu, kami akan mengumpulkan DPC-DPC se-Jatim untuk melakukan konsolidasi.

Apa prioritas agenda dalam konsolidasi itu?

Mulai beberapa tahun terakhir ini, komunikasi dan silaturahmi antara DPW PPP Jatim dengan sejumlah tokoh PPP dan tokoh NU termasuk para ulama mengalami kerenggangan. Bahkan, sejumlah ulama sudah merasa tidak dianggap lagi oleh kepengurusan DPW PPP Jatim. Sehingga salah satu agenda kami adalah merangkul kembali para tokoh PPP dan tokoh NU termasuk para ulama pondok pesantren yang selama ini merasa terpinggirkan. Kami akan merangkul mereka supaya mau semangat lagi untuk memperjuangkan PPP.

Siapa saja ulama yang akan dirangkul ?

Banyak.Beberapa di antaranya adalah KH Alawy Muhamad (Sampang),KH Suyuti (Banyuwangi),KH Said Munajat (Mojosari-Mojokerto),KH Makin Harus Rosyid (Jombang), KH Maftuch Ma-liki, KH Habib Mansyur. Selanjutnya ada KH Nasiruddin (Tuban), KH Ma’ruf (Bojonegoro), dan KH Mahmud Adnan (Gresik). Serta sejumlah kiai lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Mulai kapan akan dilakukan?

Secara nonformal, kami sudah sering melakukan komunikasi dengan mereka. Namun secara formal, insya Allah akan kami lakukan bersamaan dengan perayaan harlah PPP pada tanggal lima atau delapan Januari nanti. Dalam acara tersebut juga akan hadir Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali.

Bagaimana meyakinkan delapan DPC yang menolak pembekuan DPW PPP Pimpinan Farid Al Fauzi?

Kami luruskan bahwa kedelapan DPC itu bukan menolak pembekuan. Mereka sebenarnya sepakat terhadap pembekuan kepengurusan DPW PPP Jatim pimpinan Farid Al Fauzi. Hanya,kedelapan DPC itu tidak sepakat apabila pembekuan dilakukan sekarang. Mereka meminta agar DPP PPP melakukan pembekuan tahun depan yakni setelah pelaksanaan Pemilihan Presiden 2009 nanti.

Kenapa demikian?

Mereka khawatir seandainya pembekuan dilakukan saatini,justruakanmengganggu persiapan dalam menghadapi Pemilu 2009 nanti.Mengingat pelaksanaannya sudah tinggal sekitar tiga bulan lagi.

Lalu bagaimana cara anda meyakinkan delapan DPC itu untuk mengikuti keputusan DPP yang sudah terlanjur membekukan kepengurusan DPW PPP Jatim?

Yang jelas, kami akan melakukan pendekatan secara personal kepada mereka. Agar mereka mau menerima keputusan DPP yang membekukan DPW PPP Jatim sebelum pemilu.Kami berkeyakinan tidak ada satu pun di antara delapan DPC itu yang akan menolak keputusan DPP yang telah dibuat itu. Kami yakin kedelapan DPC itu pasti mengerti bahwa DPP memiliki alasan yang kuat serta penghitungan yang matang sebelum menjatuhkan keputusan.

Apa harapan Anda setelah ini?

Saya berharap pasca turunnya SK dari DPP ini, semua elemen partai dapat tetap solid.Agar target kemenangan dalam Pemilu 2009 dapat terwujud.

Selain itu, apa harapan PPP dalam Pilgub Jatim?

Tentunya kami mengharapkan kesuksesan bagi pasangan KaJi. Selama ini kami akui PPP sebagai partai pengusung masih kurang optimal dalam memenangkan pasangan KaJi.Karena kepemimpinan DPW PPP Jatim saat itu memang tidak serius menyukseskan Pasangan KaJi. Padahal DPP PPP sendiri telah menginstruksikan kepada seluruh kader PPP di Jatim untuk memenangkan pasangan KaJi. Dengan turunnya SK ini dan terbentuknya kepengurusan caretaker ini, kami berharap mesin partai all out memenangkan pasangan KaJi.

Habib Mahdi Mulai Serius Konsolidasi

KRAKSAAN - Aroma persaingan calon legislatif (caleg) DPRD Jawa Timur yang berangkat dari daerah pemilihan (Dapil) II (Probolinggo-Pasuruan), mulai terasa. Di Kabupaten Probolinggo misalnya, itu terlihat dari kegiatan yang dilakukan oleh para caleg tersebut. 

Habib Mahdi misalnya, menjelang lebaran lalu, caleg DPRD Jawa Timur dari PPP ini sudah sosialisasi ke desa-desa. Dia mengerahkan tim suksesnya yang terdiri pengurus DPC PPP sendiri maupun perorangan. 

Dia juga bekerjasama dengan caleg DPRD Kabupaten Probolinggo dengan membuat stiker gabungan. "Bahkan, saat puasa lalu, kami sudah sosialisasi. Misalnya, dengan mengadakan buka bersama, memberi bingkisan kepada masyarakat," kata Mahdi. 

Sebagai media sosialisasi, dia mengaku sudah membuat stiker sebanyak 500 ribu, 500 buah baliho berukuran 3 x 2 meter. "Itu disebarkan di semua kecamatan di kota dan Kabupaten Probolinggo dan Pasuruan," katanya.

Mahdi juga mencetak 250 kalender dan 100 ribu kaus. "Kan masyarakat harus mengenal. Selain itu, kerja kita sudah terbukti di masyarakat. Bukan hanya janji-janji," kata Mahdi, juga juga mengaku mulai mendekati para kiai berpengaruh di Probolinggo dan Pasuruan.

Farid Alfauzi Akhirnya Dilengserkan

JAKARTA - Kiprah Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan Jawa Timur (PPP Jatim), Farid Alfauzi, berakhir tragis. Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP yang berlangsung hingga Kamis (1/1) dini hari memutuskan pembekuan terhadap DPW PPP Jatim.

Keputusan itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Nomor 180/ SK/DPP/W/XII/2008 yang diteken Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali dan Sekretaris Jenderal Irgan Chairul Mahfiz. Dengan demikian Farid otomatis lengser.

Suryadharma Ali menyatakan, keputusan itu diambil setelah mendengarkan aspirasi dari mayoritas DPC PPP di Jatim. �Rapat yang diadakan sekitar pukul 03.00 WIB dini hari itu memutuskan pembekuan DPW PPP Jatim,� katanya saat dihubungi di Jakarta, kemarin.

Setelah Farid dilengserkan, kini Musyafak Noer ditunjuk secara resmi menjadi pelaksana tugas (Plt) DPW PKB Jatim. Jika kondisi memungkinkan, maka PPP Jatim akan menggelar musyawarah luar biasa (Muswilub). Namun jika tidak, maka masa jabatan Plt akan diembannya sampai setelah Pemilihan Presiden 2009 mendatang.

Sementara itu, sesaat sebelum rapat harian digelar, kubu Farid Alfauzi masih berupaya membentengi diri. Empat DPC PPP, yakni Sampang, Malang, Probolinggo, dan Bondowoso mendatangi Kantor DPP PPP. Mereka yang dipimpin Ketua DPC Sampang H Hasan Asy�ari mengklaim mewakili 24 DPC PPP meminta agar sanksi kepada Farid diberikan usai Pemilu 2009. Namun dukungan dari kubu Farid tersebut tak berguna sebab pada pukul 21.30 WIB rapat harian pengurus DPP PPP tetap digelar.

Berubah Tegang

Banyak agenda yang dibahas dalam rapat tersebut termasuk soal putusan Mahkamah Konstitusi mengenai suara terbanyak. Masalah DPW PPP Jatim merupakan agenda terakhir. Informasi yang dihimpun menyebutkan, suasana rapat yang awalnya berjalan lancar tiba-tiba berubah tegang saat membahas masalah DPW Jatim. Sumber terpecaya di DPP menyebutkan, seluruh peserta rapat setuju dengan rekomendasi koordinator wilayah terkait pemberian sanksi bagi Farid.

Hanya saja, tujuh orang dari 28 pengurus harian yang hadir tak setuju sanksi dijatuhkan sekarang. Mereka meminta sanksi kepada Farid diberikan usai pemilu. Ketujuh orang tersebut yakni Irgan Chairul Mahfiz, Imam Suhardjo, Arief Mudatsir Mandan, Reni, Nugi Astuti, Nurhayati Payapo, dan Teuku Taufiqulhadi. Mereka selama ini dikenal dekat dengan Farid.

Tak mau kalah, kubu Suryadharma angkat bicara. Wakil Bendahara DPP, Mahmud Yunus, justru berpendapat sebaliknya. Sanksi kepada Farid harus dijatuhkan sekarang untuk menjaga keutuhan PPP di Jatim. Perbedaan pendapat tersebut semakin membuat tegang suasana, hingga akhirnya rapat memutuskan pembekuan DPW PPP Jatim. Tak ada voting, hanya tujuh orang itu berbeda pendapat. Sedangkan Husnan Bey Fananie dan Lukman Hasibuan yang selama ini juga dekat dengan tujuh orang itu justru mendukung pembekuan DPW PPP.

Ditanya sosok pengganti Farid, sumber tadi menyebutkan, bahwa belum ada keputusan. Hanya saja, kepengurusan caretaker berasal dari DPP dan DPW. Sedangkan untuk posisi sekretaris caretaker kemungkinan besar dijabat Ahmad Mirdasy.

Korwil Jatim DPP PPP Muhammad Romahurmuziy meminta seluruh kader Kakbah di Jatim mematuhi keputusan DPP tersebut. Menurut Rommy, sapaan akrabnya, bagi kader PPP yang tak mematuhi keputusan tersebut akan dikenai sanksi. �Ini sudah keputusan resmi partai. Kalau ada yang membangkang, pasti ada sanksi,� tegasnya.

PPP Kab Probolinggo Optimis Raih 16 Kursi

PROBOLINGGO-Ketatnya pertarungan menjelang pemilihan legeslatif tahun 2009, tak membuat DPC PPP Kabupaten Probolinggo patah arang. Justru, partai berlambang kabah ini semakin pede (percaya diri) untuk menuntaskan target 16 kursi di DPRD.

Sektretaris DPC PPP, Suparman Maskur, mengatakan banyaknya partai-partai baru yang bermunculan dinilai masih belum bisa menggeser PPP di tengah masyarakat.

�Makanya saya tetap optimis. Bahkan, pileg nanti PPP akan mampu menambah suara kursi di dewan,� imbuh Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Probolinggo ini.

Untuk mewujudkan obsesinya tersebut, Maskur menyatakan saat ini secara terus menerus kader PPP melakukan konsulidasi internal partai.�Semua kader sekarang diharapkan terus merapatkan barisan,� katanya.

Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya miskomunikasi dan konflik diantara sesama kader. Karena upaya konsulidasi dan musyawarah menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan persoalan.

Farid Al Fauzi Digantikan Musyafak Noer

Surabaya - Setelah ditinggalkan Farid Al Fauzi, kini posisi ketua DPW PPP Jatim yang kosong bakal diisi oleh Musyafak Noer, yang selama ini menjadi ketua DPC PPP Tuban. Hanya saja, belum ada surat resmi dari DPP PPP mengenai hal itu.

"Kami dijanjikan hari ini, sekitar pukul 11.00, surat pemecatan Farid sekaligus surat pengangkatan Musyafak Noer sebagai Plt ketua PPP Jatim," kata M Mirdasy, Plt sekretaris DPW PPP Jatim kepada beritajatim.com, Rabu (31/12/2008).

Dengan begitu, PPP bakal segera mengagendakan Muswilub (Musyawarah Luar Biasa) untuk membentuk kepengurusan baru. Hanya saja, Mirdasy belum bisa dipastikan pelaksanaannya.

"Belum ada keputusan kapan diselenggarakan Muswilub, tapi yang pasti secepatnya sebelum pileg digelar," ujar Mirdasy.

Sesuai AD/ART PPP, muswilub bisa dilakukan atas permintaan 2/3 jumlah DPC atau 26 DPC. Dari 38 DPC PPP di Jatim, 30 di antaranya, mendukung pemecatan Farid. Artinya, Muswilub bisa digelar, karena 2/3 DPC telah menyetujuinya.

Seperti diberitakan, DPP PPP akhirnya membekukan kepengurusan DPW PPP Jatim di bawah kepemimpinan Farid Al Fauzi. Pembekuan itu dilakukan setelah ada desakan dari 30 DPC PPP di Jatim.

Pembekuan itu atas desakan 30 DPC PPP di Jatim, yang mengusulkan agar Farid Al Fauzi dipecat dari jabatannya sebagai ketua. Alasannya, banyak 'dosa' yang telah dilakukan Farid. 

Utamanya, saat Pilkada Jatim, beberapa waktu lalu, dimana Farid tidak mendukung pasangan KaJi, tapi mendukung pasangan lainnya.