Rabu, 21 Januari 2009

Drs H Achmad Suaidy, MBA : Setuju PPP simpan capres

JAKARTA - Tokoh senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Drs H Achmad Suaidy, MBA menilai langkah DPP PPP menunda penentuan capres merupakan langkah yang tepat. Mengingat untuk memenuhi persyaratan pencalonan presiden sangat berat, harus memiliki 20 persen suara di DPR. 

Karena itu untuk saat ini seluruh personal di DPP PPP harus bekerja keras agar target PPP memperoleh 15 persen dalam Pemilu 2009 nanti dapat terwujud, sehingga untuk menggandeng partai lain hingga mencapai batas 20 persen nanti tidak terlalu berat. Menjawab Harian Terbit di Jakarta, Achmad Suaidy yang kini duduk sebagai Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta ini menilai langkah yang dilakukan oleh DPP PPP dengan menjaring calon presiden dalam forum yang disebut "PPP Mendengar" sebagaimana yang digagas oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali sebagai langkah yang positif. Paling tidak, katanya, sebagai upaya partai mendengarkan visi dan misi calon presiden yang akan datang, sehingga ketika harus memutuskan siapa yang akan dicalonkan oleh partai akan dapat gambaran yang jelas tentang arah Indonesia ke depan yang akan dituju oleh capres bersangkutan. 

Ditanya apakah langkah mendatangkan capres-capres itu tidak melanggar fatsoen politik, mengingat Suryadharma Ali masih menjadi anggota kabinet SBY-JK, secara tegas Suaidy menjawab tidak. Sebab, kabinet sekarang ini adalah kabinet pelangi, yang didukung oleh beberapa partai politik. 

Kalau pun SBY keberatan dengan langkah yang diambil oleh Suryadharma, tentu saja sebuah sikap yang wajar. Namun Suryadharma pun punya hak untuk mencari calon presiden yang kelak akan diusung oleh partai. Nyatanya hingga kini belum didengar adanya keberatan dari SBY atau pun JK terhadap langkah yang dilakukan oleh Suryadharma. 

"Jadi masih wajar saja," tegasnya. 



PPP Sulsel Larang Caleg Kampanye Bersama

MAKASSAR -- Kampanye bersama kini menjadi tren. Termasuk kampanye bersama lintas partai. Tetapi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melarang tegas calegnya untuk kampanye bersama. Khususnya jika menggandeng caleg partai lain.Ketua DPW PPP Sulsel Amir Uskara, Sabtu, 17 Januari, mengatakan setiap caleg PPP harus menjaga soliditas partai. Kampanye bersama, katanya, bisa merugikan caleg PPP. Makanya, model sosialisasi yang lebih murah ini "diharamkan".

Pada Pemilu 2009, PPP optimistis meraih suara yang signifikan. Setiap daerah pemilihan ditargetkan mendapat minimal satu kursi. Baik pada tingkat DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, maupun DPR RI.

Kemarin, DPW PPP Sulsel mengumpulkan seluruh pimpinan DPC PPP se-Sulsel untuk memantapkan strategi untuk memenuhi target tersebut. Acara yang berlangsung di sekretariat DPW PPP Jl Sungai Saddang itu juga dihadiri instruktur pelatihan saksi.

"Yang kurang meyakinkan hanya Tana Toraja. Daerah lainnya kami optimistis minimal satu kursi setiap dapil," katanya. 

Amir juga mengingatkan para calegnya memanfaatkan potensi yang dimiliki. Salah satu potensi yang dimiliki caleg PPP karena mereka umumnya tokoh agama di daerah pemilihan masing-masing.

Pertemuan pimpinan DPC PPP se Sulsel bersama tim pemenangan seluruh Sulsel kemarin, turut dihadiri Ketua KPU Sulsel Dr Jayadi Nas. Jayadi tampil menyampaikan berbagai aturan yang berhubungan dengan pemilu.

Selain berharap terjadi peningkatan kuota kursi PPP di DPRD kabupaten/kota dan DPRD provinsi, PPP juga berharap keterwakilannya di DPR RI juga bertambah. Pada Pemilu 2004, PPP hanya mampu menempatkan dua wakilnya, yakni, Yunus Yosfiah dan HM Ghalib. Belakangan Ghalib yang menjadi dubes RI di India diganti Andi Djamaro Dulung. 

PPP targetkan raih tiga kursi DPR dari DKI

JAKARTA - Kader senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Drs H Achmad Suaidy mengatakan dengan penerapan suara terbanyak pada Pemilu 2009, PPP akan mampu meraih 3 kursi untuk DPR RI, dan 15 kursi di DPRD DKI Jakarta.

Menjawab Harian Terbit di Jakarta, kemarin, Suaidy yang kini caleg DPR RI nomor urut 3 dari Dapil Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu itu mengatakan kalau merunut pada perolehan suara Pemilu 2004, maka setiap dapil di Jakarta akan mendapat 1 kursi, meskipun sangat pas-pasan. 

Ia merinci untuk suara pada Pemilu tahun 2004,Jakarta Barat memperoleh 118.000, Jakarta Timur 119.000, Jakarta Selatan 129.000. Kalau suara tetap saja, maka perolehan kursi PPP di Jakarta akan mendapat 3 kursi. 

Suaidy menyebutkan untuk memperoleh suara yang signifikan, ada prasyarat yang harus dilalui, yakni DPP PPP harus memberi contoh yang baik dalam kultur berpartai. Mereka harus kerja keras, jangan ribut-ribut antar pimpinan, jangan menelantarkan isteri yang dinikahi lantas dimuat di koran, jangan membiarkan kadernya korupsi dan sebagainya.

Ia juga mengkritik public relation DPP yang sangat lemah. Jangankan televisi atau pun radio, media cetak yang selama ini menjadi corong partai pun tidak ada. Hal ini membuat partai seolah-olah mati suri.

Suaidy mengatakan selama ini tampilan kader-kader partai di berbagai media massa kurang terangkat. Kalau pun terangkat di televisi atau pun di koran-koran berita-berita yang negatif, seperti korupsi, pengurusnya bertikai terus, kawin lagi dan sebagainya. Padahal di era persaingan partai yang semakin berat ini, seyogyanya partai harus mengemas sedemikian rupa penampilan dan citra partai dengan menampilkan kader-kadernya supaya tampil positif.

Joko Purwanto: PPP bisa jaga solidalitas partai

Dinamika politik di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memang mulai terasa. Hal ini terkait dengan siapa yang bakal dicalonkan PPP dalam Pilpres 2009 mendatang. 

Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali menggelar Forum PPP Mendengar dengan mengundang para calon presiden. Sementara itu, Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Bachtiar Chamsyah menggagas Koalisi Prapemilu dengan mengajak tiga partai besar, yakni Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Kini giliran kalangan muda PPP memberikan respon kritis. Joko Purwanto, Ketua Departemen Kepemudaan DPP PPP, menegaskan mekanisme internal PPP cukup ampuh mengatasi perbedaan dan ketegangan yang terjadi di antara para elit PPP itu. Sehingga beragam perbedaan antar elite partai mudah diredam dengan cara yang elegan. 

Berikut ini petikan wawancara dengan Joko Purwanto, alumnus Universitas Trisakti, mengenai jalan tengah untuk mengatasi ketegangan elite di DPP PPP. 

Menjelang Pemilu dan Pilpres 2009, partai politik terus melakukan berbagai manuver, termasuk para elit PPP. Bahkan ada kesan DPP PPP terpecah antara kubu BC dan SDA. Bagaimana Anda menyikapi hal ini? 

Yang perlu digarisbawahi bahwa tidak ada perpecahan di tubuh PPP. Bagi saya, boleh saja Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali (SDA) membuat manuver dengan menggelar Forum PPP Mendengar. Sementara itu, Ketua MPP Bachtiar Chamsyah menggagas Koalisi Pra Pemilu dengan mengajak tiga partai besar, yakni Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa. 

Namun, untuk mendialogkan dan menyelesaikan perbedaan semacam itu, semuanya harus diputuskan melalui mekanisme internal seperti diatur dalam AD/ART partai. Politik harus dipraktikkan dengan cara santun, dialogis, dan akomodatif. Kubu-kubu yang bersitegang itu sejatinya tak perlu terjadi jika mekanisme internal PPP itu didayagunakan secara optimal. 

Apa pandangan Anda mengenai manuver para elite PPP itu secara lebih jauh? 

Menurut saya, kalangan muda DPP PPP harus bersikap bijak dan responsif guna mencari jalan tengah agar segenap perbedaan antarkubu itu bisa dijembatani dan didialogkan melalui mekanisme demokratis ke dalam. Sehingga keluar, PPP selalu nampak solid dan kompak. 

Dalam pengertian bagaimana hal itu bisa dilakukan?

Saya punya pendapat yang berbeda dengan kedua elite partai tersebut. Sebagai kader muda, saya menginginkan adanya mekanisme internal untuk menyelesaikan segenap ragam kepentingan yang berbeda atau bersitegang. Tentu perlu ada dialog ke dalam dengan mekanisme internal yang Islami. Ke depan, juga perlu ada kader-muda muda di partai yang masuk dalam bursa pencapresan. 

Kira-kira apa visi dan perspektif Anda berikutnya? 

Sebagai kader muda dan organisasi sayap PPP, kami akan memunculkan wacana figur anak muda yang membawa kebaikan untuk PPP ke depan. Jika melihat figur dan kecerdasannya, tampaknya kita akan memunculkan nama, misalnya, Ketua Fraksi PPP DPR RI Lukman Hakim Saefudin. 

Lukman memiliki latar belakang pendidikan tinggi sebagai seorang Doktor (S3). Selain itu beliau juga kader muda yang potensial dan memiliki kemampuan serta jam terbang yang memadai. Terbukti dia berhasil membawa Fraksi PPP menjadi lebih baik di DPR. Jika prosesnya terbuka dan demokratis, saya yakin akan muncul lebih banyak lagi tokoh-tokoh muda yang potensial yang bisa dicalonkan sebagai capres. 

Anda masih optimistis? 

Saya yakin dan optimistis. Karena secara infrastruktur, PPP lebih mapan dibandingkan partai politik hasil rahim orde reformasi. Artinya, SDM kader jelas melimpah daripada parpol yang baru lahir 10 tahun lalu. Tidak sekadar itu, bukankah langkah Suryadharma Ali maupun Bachtiar Chamsyah itu bisa dijadikan modal untuk membesarkan partai. Asalkan bisa diselesaikan melalui mekanisme internal partai yang islami. 

Karena itu, kami mengajukan solusi jalan tengah agar DPP PPP tetap solid dan berbobot dalam bekerja dan melangkah ke depan.

KH Hasyim Muzadi : Saya Belum Keluar dari PPP

Surabaya, Tribun - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi mengingatkan Partai Persatuan Pembangunan dapat besar jika bisa menerjemahkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan nyata
 
"Partai PPP bisa menjadi besar jika ia tidak terjebak dalam bisaro (suap), tapi lebih mementingkan basiro (rahmat)," kata Hasyim Muzadi saat memberikan sambutan pada peringatan hari lahir PPP di Surabaya, Kamis (8/1/2009). 

Dalam kesempatan tersebut, Hasyim menyatakan jika dirinya hingga saat ini belum pernah keluar dari PPP. Karena pada saat masih berdomisili di Malang dulu, adalah kader PPP. 

"Setelah di aktif di NU, memang saya tidak bisa aktif lagi di PPP. Karena tidak mungkin NU terjun dalam dunia politik praktis. Agar NU tetap bisa menjaga ukhuwah islamiyah," ujarnya. 

Ditambahkan oleh Hasyim, meski NU tidak bisa terjun dalam politik praktis, namun NU tetap membutuhkan dukungan dari partai-partai politik.

Bekal Sukseskan KaJI, PPP Sidoarjo Target 9 Kursi

SIDOARJO, JATIM - Berbekal ikut menyukseskan pasangan calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Modjiono hingga putaran II, Dewan Pimpinan Cabang PPP Sidoarjo menargetkan perolehan 9 kursi DPRD pada Pemilu 2009.

Ketua DPC PPP Sidoarjo, H Syahroni Arief di Sidoarjo, Jumat (16/1) mengatakan, target 9 kursi itu merupakan angka realistis yang dipatok pihaknya, meski pada Pemilu 2004, pihaknya tidak mendapatkan satu kursi sekalipun.

"Kelompok non partai atau ormas pendukung Khofifah sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan PPP. Ini yang akan kita berdayakan secara optimal," urainya.

Ia mengklain pengurus cabang Muslimat dan Fatayat NU Sidoarjo juga akan memberikan dukungan kepada caleg PPP, lantaran kedekatan emosional yang terbangun selama menyuseskan KaJi.

Meski menyadari dukungan penuh tidak akan didapat dari kedua ormas itu, karena PKB dan PKNU ikut merebut dukungan dari kedua ormas yang sama, namun Arief menegaskan, pihaknya akan terus mengoptimalkan dukungan.